Materi Fisika kelas XI Semester II
Alat - alat optik adalah alat - alat yang digunakan untuk membantu mata untuk melihat atau mengamati benda suapaya terlihat lebih besar atau lebih jelas.
Alat - alat optik terdiri dari:
1. MATA
a. Organ Mata
Pada dasarnya mata kita tidak termasuk dalam alat – alat optik, karena alat – alat optik itu sendiri diciptakan oleh manusia untuk membantu keterbatasan mata dalam melihat benda terutama benda – benda yang sangat kecil dan jauh. Tetapi prinsip kerja mata banyak yang mirip dengan pirnsip kerja alat –alat optik seperti lensa cembung, oleh sebab itu mata dibahas dalam bab ini.
Gambar berikut menunjukkan organ – organ mata yang berhubungan dengan optika ;
Keterangan:
1. Otot Siliar, berfungsi mengatur proses akomodasi lensa mata ketika menerima cahaya
2. Iris, berfungsi memberi warna pada mata, dan mengatur besar kecilnya pupil
3. Lensa, berfungsi melakukan akomodasi mata untuk mengatur pembiasan cahaya yang masuk
ke mata suapaya bayangan tepat di retina mata
4. Pupil, berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata
5. Kornea, merupakan selaput tipis bagian luar mata yang melindungi bagian dalam mata
6. Cairan mata (aquoeus humor), berfungsi membantu lensa membiaskan cahaya yang masuk ke mata
7. Retina mata, berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan benda di mata
8. Syaraf optik mata, berfungsi memberikan informasi bayangan di retina ke otak.
b. Optika Mata
Proses dimana lensa mata mengubah jarak fokusnya dengan cara memipih dan mencembung disebut proses akomodasi mata.
Alat - alat optik adalah alat - alat yang digunakan untuk membantu mata untuk melihat atau mengamati benda suapaya terlihat lebih besar atau lebih jelas.
Alat - alat optik terdiri dari:
1. MATA
a. Organ Mata
Pada dasarnya mata kita tidak termasuk dalam alat – alat optik, karena alat – alat optik itu sendiri diciptakan oleh manusia untuk membantu keterbatasan mata dalam melihat benda terutama benda – benda yang sangat kecil dan jauh. Tetapi prinsip kerja mata banyak yang mirip dengan pirnsip kerja alat –alat optik seperti lensa cembung, oleh sebab itu mata dibahas dalam bab ini.
Gambar berikut menunjukkan organ – organ mata yang berhubungan dengan optika ;
Keterangan:
1. Otot Siliar, berfungsi mengatur proses akomodasi lensa mata ketika menerima cahaya
2. Iris, berfungsi memberi warna pada mata, dan mengatur besar kecilnya pupil
3. Lensa, berfungsi melakukan akomodasi mata untuk mengatur pembiasan cahaya yang masuk
ke mata suapaya bayangan tepat di retina mata
4. Pupil, berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata
5. Kornea, merupakan selaput tipis bagian luar mata yang melindungi bagian dalam mata
6. Cairan mata (aquoeus humor), berfungsi membantu lensa membiaskan cahaya yang masuk ke mata
7. Retina mata, berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan benda di mata
8. Syaraf optik mata, berfungsi memberikan informasi bayangan di retina ke otak.
b. Optika Mata
Ketika
mata melihat suatu benda, cahaya yang masuk ke mata mengalami pembiasan ketika melewati medium cairan mata, lensa, dan vitreous
humor dan difokuskan
oleh lensa mata ke bagian retina, kemudian ketika dirangsang oleh cahaya,
sel-sel batang dan sel kerucut yang ada pada retina mengirim sinyal ke otak
melalui syaraf optik, yang selanjutnya otak menerjemahkan bayangan tersebut,
sehingga kita mendapat kesan melihat benda. Itu artinya suatu bayangan nyata benda
dapat diterima dengan jelas jika bayangan
tersebut jatuh di retina. Bayangan
yang terbentuk pada retina mata adalah nyata, terbalik diperkecil.
Untuk
menghasilkan bayangan tersebut di retina, jarak fokus lensa mata harus diatur
melalui otot siliar. Ketika mata melihat benda yang sangat jauh
maka otot siliar
mengendor (relax) sehingga lensa mata menipis (memipih) dan
jarak fokusnya menjadi lebih panjang. Tetapi,
ketika mata melihat
benda yang dekat
secara otomatis otot siliar menjadi tegang sehingga lensa mata
menebal (mencembung) dan jarak fokusnya menjadi lebih pendek.Proses dimana lensa mata mengubah jarak fokusnya dengan cara memipih dan mencembung disebut proses akomodasi mata.
Mata dapat melihat benda dengan jelas jika benda tersebut berada
di antara titik dekat mata dan titik jauh mata atau disebut daerah jangkauan
mata.
Titik dekat mata (punctum proximum) adalah jarak terdekat benda ke mata yang masih bisa dilihat dengan jelas.
Titik jauh mata (punctum remotum) adalah jarak terjauh benda ke
mata yang masih bisa dilihat dengan jelas.
Cacat Mata dan Penanggulangannya
Setiap manusia
menginginkan matanya dalam keadaan
normal dan sehat, sehingga bisa digunakan untuk melihat benda –
benda dengan jelas.
Mata normal (emetropi)
secara optika adalah kondisi mata yang memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak
terhingga, serta lensa mata mampu berakomodasi dengan baik.
Tetapi, kenyataannya banyak sekali terjadi ketidaknormalan pada mata
sehingga tidak bisa digunakan untuk
melihat sesuatu dengan baik dan tentunya
memerlukan alat bantu atau tindakan penanggulangan. Ketidaknormalan ini
sering disebut dengan istilah Cacat Mata atau aberasi. Berikut macam – macam cacat
mata dan penanggulannya ;
a. Rabun
Jauh (Miopi)
Rabun jauh adalah cacat mata dimana penderitanya tidak dapat
melihat dengan jelas benda – benda yang
jauh dari mata. Cacat mata ini disebabkan lensa mata tidak dapat
memipih (berakomodasi minimum) dengan sempurna sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di depan retina mata.
Cacat mata ini bisa ditanggulangi dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung
(lensa negatif), karena lensa cekung
dapat memancarkan cahaya sebelum masuk ke mata, sehingga bayangan akan
terbentuk tepat di retina.
Kekuatan lensa
kacamata yang digunakan oleh penderita miopi, dapat dirumuskan ;
b. Rabun
Dekat (Hipermetropi)
Rabun dekat adalah cacat mata dimana
penderitanya tidak dapat melihat dengan jelas benda – benda yang dekat dari mata. Cacat mata ini disebabkan lensa mata tidak dapat
mencembung (berakomodasi maksimum) dengan sempurna sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di belakang retina mata.
Cacat mata ini bisa ditanggulangi dengan menggunakan kaca mata berlensa
cembung (lensa poritif), karena lensa cembung
dapat menguncupkan cahaya sebelum masuk ke mata, sehingga bayangan akan
terbentuk tepat di retina.
Kekuatan lensa kacamata yang digunakan oleh penderita hipermetropi,
dapat dirumuskan:
Keterangan:
P =
kekuatan lensa (dioptri)
Pr = titik jauh mata (cm)
Sn =
titik dekat mata (cm)
c. Mata
Tua (Presbiopi)
Mata tua adalah cacat mata dimana penderitanya tidak dapat melihat benda dengan jelas baik
yang jauh maupun yang dekat dari mata. Cacat mata ini disebabkan lensa
mata tidak dapat berakomodasi (memipih dan mencembung) dengan sempurna.
Cacat
mata ini bisa ditanggulangi dengan menggunakan kaca mata berlensa rangkap (cekung dan cembung). Biasanya lensa cekung di
bagian atas, dan lensa cembung di bagian bawah.
d. Astigmatisma
Astigmatisma atau mata silinder
adalah cacat mata karena adanya kelainan pada
kelengkungan kornea mata (kornea mata tidak berbentuk sferis). Sehingga penderita pandangannya menjadi kabur, baik melihat benda yang jauh ataupun
yang dekat dari mata.
Astigmatisma dapat terjadi bersamaan dengan rabun dekat
(hipermetropi) atau rabun jauh (miopi). Cacat
mata ini bisa ditanggulangi dengan menggunakan kaca mata berlensa silinder.
Untuk alat optik lainnya seperti LUP, MIKROSKOP, dan TEROPONG dapat dilihat secara lebih lengkapnya pada bahan ajar Fisika tentang Alat - Alat Optik disertai contoh soal dan pembahasan serta soal-soal latihan, filenya dapat didownload di bawah ini:
Bahan Ajar Alat - Alat Optik (download di sini)
Semoga bahan ajar ini bermanfaat dalam pembelajaran Fisika di Sekolah.
Bahan Ajar Alat - Alat Optik (download di sini)
Semoga bahan ajar ini bermanfaat dalam pembelajaran Fisika di Sekolah.
Teruslah semangat belajar Fisika, karena Fisika itu Mudah dan Asik.
No comments:
Post a Comment